Pengenalan Daerah Bekasi
Bekasi adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan daerah Jakarta sang primadona Indonesia, yang dalam istilah adalah daerah urban. Banyak sekali masyarakat Bekasi yang bekerja di Jakarta dan juga sebaliknya. Jakarta, sebagai ibukota dengan berbagai gaya hidup dan gelembung budaya yang selalu berkembang, tentu saja menyentuh sisi-sisi Bekasi sebagai daerah urban. Makanya, Bekasi merupakan salah satu kota yang paling cepat mengalami perubahan dalam hal sosial, seperti lifestyle dan ilmu pengetahuan. Salah satu prestasi yang telah dicapai Kota Bekasi di tahun 2009 adalah Piagam Adipura.
Bekasi adalah wilayah yang berbatasan langsung dengan daerah Jakarta sang primadona Indonesia, yang dalam istilah adalah daerah urban. Banyak sekali masyarakat Bekasi yang bekerja di Jakarta dan juga sebaliknya. Jakarta, sebagai ibukota dengan berbagai gaya hidup dan gelembung budaya yang selalu berkembang, tentu saja menyentuh sisi-sisi Bekasi sebagai daerah urban. Makanya, Bekasi merupakan salah satu kota yang paling cepat mengalami perubahan dalam hal sosial, seperti lifestyle dan ilmu pengetahuan. Salah satu prestasi yang telah dicapai Kota Bekasi di tahun 2009 adalah Piagam Adipura.
Prestasi tersebut, merupakan catatan terbaik duet
kepemimpinan Walikota Bekasi H Mochtar Mohamad dan Wakil Walikota Bekasi H
Rahmat Effendi, karena berhasil membalikkan predikat sebagai Kota Metropolitan
Terkotor yang disandang sejak tahun-tahun sebelumnya. Keberhasilan meraih
Piagam Adipura merupakan titik awal dalam persaingan meraih Piala Adipura pada
tahun 2010 mendatang. Keberhasilan yang sekaligus menjauhkan dari rasa
keberpuasan diri, membuat duet pemimpin Kota Bekasi ini terus memacu
kinerjanya, salah satunya dalam menggapai Piala Adipura yang diidam-idamkan,
tidak hanya oleh keduanya, tapi sekaligus oleh jajaran Pemkot Bekasi dan
masyarakat Kota Bekasi.
Kota Bekasi yang disebut sebagai daerah penyeimbang
ibukota Jakarta, saat ini telah banyak melakukan pembenahan. Pertumbuhan
masyarakat yang berkembang pesat menjadi ukuran yang dapat dijadikan sebagai
acuan dalam tingkat kota/kabupaten, dimana perkembangan Kota Bekasi saat ini
telah mengikuti irama perkembangan DKI Jakarta.
Kondisi Geografi dan Topografi
Secara geografis letak Kabupaten Bekasi berada pada
posisi 60 10’ 53” – 60 30’ 6” LS dan 1060 48’ 28” -1070 27’
29” Bujur Timur. Topografinya terbagi atas dua bagian yaitu, daratan rendah
yang meliputi sebagian wilayah bagian utara dan daratan bergelombang di wilayah
bagian selatan. Ketinggian lokasi antara 6-115 meter dan kemiringan
0-250.
Iklim
Suhu udara yang terjadi di Kabupaten Bekasi berkisar
antara 280-320. Curah hujan tertinggi dan hari hujan terbanyak terjadi pada
bulan Desember.
Kondisi Kependudukan
Kependudukan Kabupaten Bekasi tahun 2011 mencapai
2.753.961 jiwa, yang terdiri dari 1.410.507 laki-laki dan 1.343.454 perempuan.
Penduduk menurut umur menunjukan bahwa penduduk usia produktif (15-64) mencapai
68,08% sedangkan untuk umur yang belum produktif mencapai 29,43% dan yang tidak
produktif lagi mencapai 2,49%.
Ketenagakerjaan
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, jumlah
tenaga kerja pun turut meningkat. Penduduk yang berumur 15 tahun ke atas adalah
golongan penduduk usia kerja. Pada tahun 2011 kelompok usia ini berjumlah
1.943.460 orang dari jumlah seluruh penduduk . sementara itu yang terdaftar di
Depnaker tercatat 26.470 orang mereka paling banyak kelompok laki-laki 14.433
orang dan perempuan 4.382 orang.
Kondisi Kabupaten Bekasi merupakan daerah pertanian,
industri, perdagangan dan jasa. Bekasi juga dibagi dalam 4 (empat) wilayah
pengembangan, yaitu :
Wilayah Pengembangan (WP) I merupakan kawasan
pengembangan khusus Pantura, diatur secara khusus dalam Peraturan Daerah
Kabupaten Bekasi Nomor 5 Tahun 2003. karakter WP I adalah kota baru dengan
sebutan Kota Baru Pantai Makmur seluas 25.028 Ha yang meliputi Kecamatan :
Babelan, Tarumajaya dan Muaragembong yang peruntukannya meliputi pengembangan
permukiman, perdagangan dan jasa, pelabuhan (pergudangan/ terminal peti kemas),
industri dan pariwisata.
Wilayah Pengembangan (WP) II adalah wilayah bagian
timur Kabupaten Bekasi yang mempunyai karakter untuk memproduksi hasil-hasil
pertanian seluas 47.020 Ha, meliputi Kecamatan : Cabangbungin, Tambelang,
Pebayuran, Sukatani, Karangbahagia dan Kedungwaringin.
Wilayah Pengembangan (WP) III adalah wilayah bagian
tengah koridor timur barat Kabupaten Bekasi yang mempunyai karakter perkotaan
dengan dominasi permukiman, perdagangan dan jasa, industri dan pemerintahan
seluas 36.625 Ha, meliputi Kecamatan : Tambun Selatan, Cibitung, Cikarang
Barat, Cikarang Timur, Cikarang Utara, Cikarang Pusat dan Kedungwaringin.
Wilayah Pengembangan (WP) IV adalah wilayah bagian
selatan Kabupaten Bekasi yang mempunyai karakater untuk konservasi dan
permukiman, pengembangan pertanian holtikultura serta pariwisata seluas 17.014
Ha, meliputi Kecamatan : Stu, Serang Baru, Cibarusah dan Bojongmangu.
Jenis Industri unggulan yang ada di Kabupaten Bekasi:
1. Jenis elektronika lokasi kawasan industri
2. Jenis tekstil/ pakaian jadi lokasi kawasan industi
3. Jenis komponen kendaraan lokasi kawasan industri
4. Jenis boneka lokasi kawasan industri
5. Jenis kamasan lokasi Kecamatan Setu
6. Jenis bordir lokasi Kecamatan Tambun Selatan
7. Jenis tas kulit ular lokasi Kecamatan Cabangbungin
Sarana ibadah yang ada di Kabupaten Bekasi :
1. Masjid berjumlah 1.027
2. Mushola berjumlah 212
3. Langgar/ Surau berjumlah 2.599
4. Gereja berjumlah 10
5. Pura berjumlah 1
6. Vihara berjumlah 4
Jumlah 3.782
Sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Bekasi :
1. Taman kanak-kanak berjumlah 241
2. Sekolah Dasar Negeri berjumlah 700
3. Sekolah Dasar Swasta berjumlah 65
4. Madrasah Ibtidaiyah berjumlah 156
5. SLTP Negeri berjumlah 54
6. SLTP Swasta berjumlah 124
7. Madrasah Tsanawiyah berjumlah 114
8. SLTA Negeri berjumlah 20
9. SLTA Swasta berjumlah 60
10. Madrasah Aliyah berjumlah 34
11. SLB berjumlah 2
Kebudayaan Bekasi
Kebudayaan Bekasi akan punah kalau tidak dijaga.
Minimal dengan mempublikasikannya dengan tulisan. Salah satu contoh ialah,
pemerintah daerah Solo dan Banjarmasin yang sudah melakukannya. Tetapi, kita
belum menemukan sebuah buku di Bekasi yang menggarap profil kebudayaan secara
utuh. Mengharapkan ada penulis yang serius menggarap profil kebudayaan Bekasi.
Nanti kemungkinan bisa dicetak oleh pemerintah daerah dan dapat dibagikan ke
masyarakat secara gratis. DPRD respek dengan permasalahan kebudayaan Bekasi. Meminta
dari pertemuan-pertemuan Komunitas Pangkalan Bambu, dibuatkan notulensi
sehingga ada jejaknya. Selama ada keseriusan, ada pengkajian, dan mengajak
anggota DPRD lainnya untuk juga membicarakan masalah kebudayaan Bekasi yang
terancam punah. Dan juga adanya kesediaaan diri untuk membantu dengan
memberikan komputer laptop untuk operasional. Minimal kegunaanya untuk membuat
notulensi tiap kali ada pertemuan Komunitas Pangkalan Bambu.
Kesenian Daerah Bekasi
Sulit menetapkan kesenian Kola Bekasi. Pasalnya, warga
Kota Bekasi saat percampuran antara budaya Betawi, Jakarta dan budaya Sunda,
Jawa Barat. Pasalnya, kebanyakan warga Kota Bekasi berasal dari Jakarta.
Sedangkan, daerah itu sendiri masuk Jawa Barat yang masuk teritorial tanah
Sunda.Tapi, nyatanya kesenian Kota Bekasi lebih dekat dengan kesenian khas
Jakarta. Pasalnya, Budaya Betawi warga Kota Bekasi masih sangat dekat dengan
budaya Betawi.
Sejak Kerajaan Pasundan, 2 Jawara Adu Kemahiran Silat,
Kota Bekasi rajin menginventarisir kesenian asli daerahnya. Setelah kesenian
Topeng, kini satu lagi kesenian khas Kota Patriot itu akan dipopulerkan. Yakni
kesenian Ujungan.Kesenian Ujungan yaitu kesenian dengan memukul betis dan
tulang kering, dengan memanfaatkan lull aren, seorang pemain Ujungan langsung meloncat-loncat
dengan bergaya lucu. Ditambah lagi dengan laga kocak pemain Ujangan ini membuat
penonton terpingka-pingkal. Agar tidak terkena penonton, maka disiapkan sendiri
arenanya. Sejak tumbuh di jamannya, permainan Ujungan ini sangat digemari warga
Kota Bekasi. Karena, mereka sangat terhibur apabila ada pagelaran kesenian ini
digelarMeski ditenggelamkan jaman, namun permainan tradisional Kota Bekasi ini
mendapatkan perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi untuk dijadikan kesenian
khas Kota Bekasi. Bahkan, kesenian ini juga pernah dipertontonkan saat
digelarnya pertunjukan kesenian antar daerah di Jawa Barat beberapa waktu lalu,
(bersambung) sama dengan DKI Jakarta.
Ratusan tahun lalu, menurut para tokoh Bekasi yang
kini masih hidup, permainan Ujungan dijadikan sebagai buhan canda. Salah satu
tokoh seni Kota Bekasi, H.M Husin Ka-mali mengatakan Ujungan telah
bermetamorfosa. Awalnya, Ujungan adalah permainan olahraga ketangkasan. Namun,
dalam perjalanannya temyata difungsikan sebagai alat penghibur bagi masyarakat.
Kesenian selanjutnya yaitu berupa tari topeng Bekasi yang mana DKI Jakarta
telah mengklaim tari Topeng Bekasi menjadi Tari Topeng Betawi.
Segi Bahasa
Bahasa Bekasi benar-benar khas dan tidak ada yang
menyamainya. Bahkan bahasa yang lazim digunakan kebanyakan orang di
Bekasi sangatlah unik. Bila diperhatikan, orang asli atau yang sudah lama
tinggal di Bekasi akan berbicara dengan bahasa Sunda, atau terkadang hanya
logatnya. Dengan membawa keaslian Sunda tersebut, Bekasi yang notabene adalah
kota urban, terkena imbas budaya betawi yang begitu mudah masuk dan
mempengaruhi nilai-nilai sosial, termasuk bahasa.
Seringkali orang Bekasi dapat dikenali ke-sunda-annya
dari logat dan nada yang digunakan. Namun diksi dan kata-kata yang dipilih lebih
mengarah ke bahasa Betawi. Sehingga dapat disimpulkan bahasa Bekasi adalah
mixing antara Betawi dan Sunda yang membuat bahasanya lebih menarik dan asik
untuk didengarkan.Semua itu dapat dianggap sebagai sebuah nilai sosial yang
bernilai tinggi, karena Bekasi telah memadukan bahasa Sunda yang klasik dan
bahasa Betawi yang ekspresif menjadi bahasa Bekasi yang asik dan menyenangkan.
Segi Peralatan Hidup dan Teknologi
Kemajuan teknologi pun kini tersosialisasi dengan baik
dan bahkan telah berjalan. Diantara kemajuan teknologi yang telah berjalan di
Kota Bekasi adalah mengolah sampah menjadi sumber energi listrik dan mengubah
sampah menjadi Bio Oil yang tentunya melibatkan tenaga-tenaga yang handal dan
profesional baik lokal maupun hasil kerja sama luar negeri.
Pertumbuhan masyarakat dan perkembangannya saat ini
yang diiringi dengan tersedianya beragam fasilitas, sarana dan prasarana
pendukung membuat perkembangan infrastruktur di Kota Bekasi patut
diperhitungkan. Percepatan tersebut dilakukan melalui perbaikan-perbaikan
sarana dan prasarana jalan mencakup seluruh jaringan jalan yang ada, meski
perlahan namun arahnya jelas. Selain itu, secara umum, kebersihan baik
lingkungan maupun aliran air (sungai) telah menampakkan hasil yang positif.
Sehingga, melihat upaya yang telah dilakukan jajaran Pemkot Bekasi melalui
walikota dan wakilnya, sudah saatnya Kota Bekasi mendapat Adipura.
Segi Organisasi Kemasyarakatan
Terlaksananya Program Perencanaan Partisipatif
Masyarakat Desa (P3MD), tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang
melatarbelakanginya yaitu UU No. 22 tahun 1999, Propeda, Renstrada dan Repetada
Kabupaten Bekasi. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi tahap persiapan
yang terdiri dari evaluasi program, penentuan lokasi sasaran dan menyusunan
tujuan, sasaran dan kebijakan dalam pelaksanaan program. Tahap selanjutnya
adalah tahap pelaksanaan dimana pada tahap ini lebih bersifat informatif dalam
bentuk sosialisasi yang diadakan pada tingkat kabupaten, kecamatan dan desa.
Kemudian ditindaklanjuti dengan mengadakan pelatihan dan pengembangan untuk
fasilitator desa yang didampingi oleh tenaga pendamping lapangan (Lembaga BM2).
Tahap ketiga meliputi pengembangan, pemberdayaan dan evaluasi program dengam
melibatkan masyarakat dan perangkat desa dalam penyusunan perencanaan
pembangunan desa dalam bentuk proposal usulan desa untuk diajukan pada tingkat
kecamatan. Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan program diarahkan pada upaya untuk
menumbuhkan prakarsa, swadaya, partisipasi, kerja sama, memberdayakan kemampuan
dan potensi masyarakat serta sumber-sumber yang ada dalam masyarakat melalui
diskusi kelompok, wawancara, observasi, brain storming, role playing dan studi
dokumentasi.
Segi Ekonomi dan Mata Pencaharian
Penggusuran lahan-lahan produktif telah menyebabkan
banyak hilangnya potensi ekonomi masyarakat tradisional yang selama ini hidup
dari pertanian yang memiliki kemampuan bukan dari bangku sekolah, melainkan
dari ilmu turun temurun, perubahan paradigma yang terjadi tentu saja membuat
sock mereka yang tidak memiliki kemampuan lain selain bertani, dampak yang
terjadi adalah ada beberapa generasi yang kemudian termandulkan karena orang
tuanya tidak lagi memiliki lahan penghasilan, sehingga tidak mampu menyekolahkan
anak-anaknya, akibat dari itu maka yang terjadi kemudian adalah tercipatanya
kesenjangan sosial, karena untuk bisa bersaing dikalangan industri mereka harus
memiliki persyaratan formil, sehingga akibat dari terjadinya kesenjangan sosial
ini maka kemudian munculnya tingkat kriminalitas akibat kalah persaingan.
Sumber :
Online search
https://humaskabbekasi.wordpress.com/profil-kabupaten-bekasi/
https://www.bekasikab.go.id/
https://airlanggadwigustian.wordpress.com/15-2/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar